Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang saat ini tengah Casino Resmi menghadapi proses pemakzulan, telah dibebaskan dari tahanan setelah hampir dua bulan mendekam. Pembebasan ini terjadi setelah pengadilan membatalkan surat perintah penahanannya, yang sebelumnya dikeluarkan terkait dengan tuduhan pemberontakan setelah deklarasi darurat militer pada Desember 2024.
Pada 14 Desember 2024, Majelis Nasional Korea Selatan mengeluarkan mosi pemakzulan terhadap Yoon Suk Yeol dengan 204 suara mendukung dari total 300 anggota. Mosi ini diajukan setelah Yoon secara sepihak mengumumkan darurat militer pada 3 Desember, yang kemudian dicabut beberapa jam kemudian setelah menuai kritik luas. citeturn0search0
Setelah pemakzulan, Yoon ditahan pada 15 Januari 2025 atas tuduhan pemberontakan terkait dengan deklarasi darurat militer tersebut. Namun, pada 7 Maret 2025, Pengadilan Distrik Pusat Seoul membatalkan surat perintah penahanannya, dengan alasan terdapat keraguan mengenai legalitas proses penyelidikan dan waktu dakwaannya yang dianggap tidak sesuai prosedur hukum.
Pembebasan Yoon disambut oleh ratusan pendukung yang berkumpul di kediamannya, memberikan sorakan dan dukungan. Namun, langkah ini juga menuai kritik keras dari oposisi. Seorang juru bicara Partai Demokrat menyebut tindakan tersebut sebagai “tidak tahu malu” dan menegaskan bahwa langkah selanjutnya haruslah pencopotan resmi dirinya dari jabatan presiden.
Saat ini, Yoon tetap menghadapi dakwaan pemberontakan dan menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai status kepemimpinannya. Proses hukum dan politik yang tengah berlangsung diperkirakan akan terus mempengaruhi lanskap politik Korea Selatan dalam waktu dekat